Naduma Harungguan Hasayangan untuk Ani Yudhoyono

11:40, 18/01/2011

Ibu Negara juga Dijatah Gelar Adat Batak

Rupanya, bukan hanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang akan mendapatkan gelar kehormatan adat Batak. Ny Ani Yudhonoyo juga mendapatkan gelar setara. Gelar yang akan diberikan ke putri almarhum Sarwo Edy Wibowo itu adalah Naduma Harungguan Hasayangan.

TB Silalahi, yang disebut-sebut sebagai inisiator pemberian gelar dimaksud, kemarin (17/1) memberikan keterangan pers resmi. Pria yang biasa dipanggil ‘Opung’ oleh Ani Yudhoyono ini memberikan tangapan atas aksi unjuk rasa yang digelar di Jakarta dan Medan, yang mengecam rencana pemberian gelar tersebut. Seperti sudah disebutkan, kata TB Silalahi, sebenarnya tidak ada pemberian gelar Raja Batak ke SBY.

Karenanya, mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) itu menilai, aksi unjuk rasa di Jakarta yang berpusat di Bundaran HI dan depan Istana Negara itu, salah alamat. ”SBY tidak diberi gelar Raja Batak. Yang memberi gelar kehormatan adalah Mandailing dan itu bukan gelar Raja Batak tapi diberi gelar Patuan Sorimulia Raja, suatu gelar kehormatan,” kata pemilik nama lengkap Tiopan Bernhard Silalahi itu dalam keterangan persnya.

Pria kelahiran Pematang Siantar, 17 April 1938, itu menjelaskan, gelar yang akan diberikan kepada SBY itu biasanya diberikan kepada salah satu tokoh yang dihormati. Gelar tersebut merupakan gelar tertinggi adat Batak Angkolan
“Kalau di Indonesiakan merupakan singkatan dari Paduka Tuan. Batak Toba tidak punya tradisi memberi gelar. Jadi kalau ada orang Batak Toba protes itu salah alamat. Keputusan itu dari Lembaga Adat Angkola,” ujar TB Silalahi.
Lulusan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1961 juga menyebutkan, Ny Ani Yudhoyono juga akan diberikan gelar adat. “Ibu Ani akan diberikan gelar Naduma Harungguan Hasayangan dari adat Angkola,” kata TB Silalahi, yang pangkat terakhirnya Letnan Jenderal itu.

Dijelaskan TB Silalahi, Presiden SBY dan Ibu Negara direncanakan akan menghadiri pembukaan Museum Batak TB Silalahi, yang disebut sebagai museum termegah di Indonesia. Selain kegiatan tersebut, Presiden SBY dijadwalkan akan meresmikan PLTA ASAHAN 1 dan GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi) Simangkuk.

Secara terpisah, tokoh warga Batak di Jakarta, Komjen (Purn) Togar Sianipar mengatakan, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, SBY sudah dihormati rakyat Indonesia, termasuk warga Batak. “Jadi, tanpa gelar adat Batak pun, SBY sudah dihormati orang Batak,” ujar mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu kepada koran ini, kemarin.
Dia mengatakan, pemberian gelar adat tidak boleh dilakukan oleh orang-perorang. Keputusan pemberian gelar, lanjutnya, harus dilakukan Lembaga Adat Batak, yang di dalamnya ada sejumlah tokoh cerdik pandai dan paham betul mengenai adat Batak. “Kalau ada penentangan dari masyarakat, ya itu biasa di alam demokrasi. Mereka tentunya menanyakan, apakah prosesnya sudah lewat lembaga adat atau belum,” ujar Togar, yang juga mantan Kapolda Bali, Kaltim, dan Sumsel itu.

Apakah sebelumnya ada tokoh yang menerima gelar Raja Batak? Togar mengaku tak tahu persis. Yang dia tahu, selama ini gelar Raja Batak hanya diberikan kepada Sisingamangaraja I hingga XII. Pemberian gelar ke Sisingamangaraja dan keturunannya itu pun, lanjut Togar, bukan lantaran dia seorang raja atau penguasa. “Tapi karena dia arif bijaksana, sakti, orang yang terhormat, dan orang yang tahu adat,” ujar Togar.(sam)


YM

 
PLN Bottom Bar