Dua Teman Awit Mencurigakan
11:01, 25/01/2011DALAM pemeriksaan di instalasi jenazah Rumah Sakit Pirngadi Medan diketahui, di tubuhnya M Agus Widya Lubis alias Awit (19), terdapat tiga luka tikaman bagian dada dan wajah hancur, dan kepala bagian belakang pecah.
Kedua orangtua Awi, Anas Fauzi Lubis dan Yuni Gayatri tak kuasa menahan tangis melihat kondisi putra mereka satu-satunya. Anas Fauzi bahkan nyaris pingsan begitu melihat kondisi jenazah Awit.
Setelah sedikit tenang, Anas Fauzi kemudian menyesali apa yang terjadi. Menurutnya, ia sempat melarang anaknya untuk menyewa rumah. “Kami sarankan untuk tetap tinggal bersama uwaknya,” jelas Anas.
Namun karena Awi punya keinginan kuat untuk mandiri, sebagai ayahnya ia mengabulkan permintaan putranya itu dengan syarat harus memiliki nilai bagus. “Nilainya memang bagus di semester dua, lalu dia kami carikan rumah sewa,” ungkap Anas.
Awit akhirnya mengontrak di Jalan Air Bersih Gang Kasih No 34 B Lingkungan 7 Kelurahan Sudirejo 1 Medan Kota.
Menurut penuturan anggota keluarga yang lain, anak kedua dari tiga bersaudara itu baru empat bulan tinggal di rumah kontrakannya. Sebelumnya, anak mantan anggota DPRD Asahan itu tinggal dengan uwaknya di perumahan Abdul Hamid Kampung Lalang Medan.
Dua Orang Dicurigai
Sementara itu, Kompol Ari, kakek Awit atau adik dari ayah Drs Anas Fauzi Lubis, sempat pingsan saat melihat jasad korban di lokasi kejadian.
Setelah siuman, perwira yang bertugas di Polda Sumut itu, menuturkan kecurigaannya terhadap adalah pria yang selama ini dekat dengan Awit.
“Saya pernah jumpa, sama dua orang temannya yang sering berada di sini, mereka mengaku orang Aceh dan yang satu orang Batak. Lalu saya tanya sama dia. Buat apa mereka di sini. Katanya untuk teman di kos, lalu saya bilang, hati-hati, “ ucap Kompol Ari.
Minggu (23/1) lalu, Kompol Ari sempat ditelepon dan dikirimi pesan singkat (SMS). Awit menanyakan atoknya, Ayah mertua Drs Anas Fauzi Lubis yang tengah dirawat di di RS Martha Friska. “Minggu pagi dia nelepon terus ada SMS mengatakan kabar dari atoknya yang masih dirawat di rumah sakit. Besoknya kami dengar kabar dari sepupu kalau dia meninggal,” cetusnya.
Kecurigaan Kompol Ari kembali diutarakannya kepada Sumut Pos di instalasi jenazah Rumah Sakit Pirngadi Medan. “Dua kawannya itu sering nginap di rumah sewa si Awi,” sebutnya.
Ari yang pernah melihat kedua teman Awi itu sebenarnya sudah pernah mengingatkan agar cucunya itu menjauhi kedua orang dimaksud. Pasalnya, insting polisi Ari melihat keduanya bukan orang baik-baik dan memperlihatkan gelagat mencurigakan.
Atas pertimbangan kemanusiaan, kasihan karena keduanya tidak memiliki pekerjaan tetap, Awi mengabaikan peringatan kakeknya.
“Dari awal ku lihat orang tu mencurigakan, buktinya saat cucuku meninggal, keduanya menghilang. Bahkan saat ditemui tewas, pintu rumahnya tidak rusak sama sekali,” sebut Aldi.
Sementara itu, Nita yang sudah berpacaran selam dua tahun yang ditemui wartawan koran ini usai rekontruksi kedua di TKP sekitar pukul 16.30 WIB mengatakan kalau teman yang pernah tinggal bersama Awit adalah Andre yang juga mahasiswa ITM.
“Teman dekat dia yang pernah tinggal di kontrakan adalah Andre yang juga mahasiswa ITM,” cetusnya dengan nada rendah.(uma/mag-1)