Diselingi dengan Tumbuhan Rotan Unik

04:44, 01/10/2010
Diselingi dengan Tumbuhan Rotan Unik
HARI PANGAN: Gubernur Sumatera Utara, Syamsul Arifin mengunjungi stan dalam peringatan Hari Pangan ke-30 Sedunia di Dinas Ketahanan Pangan Sumut, Kamis (30/9).//ANDRI GINTING/SUMUT POS

Dari Peringatan Hari Pangan ke-30 Sedunia

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) menggelar peringatan Hari Pangan ke-30 Sedunia di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Sumut, Kamis (30/9). Seperti apa?

Indra Juli, Medan

Sekitar 16 kabupaten/kota se-Provinsi Sumatera Utara berlomba menampilkan produk andalannya masing-masing. Adapun ke-16 kabupaten/kota itu Simalungun, Deli Serdang, Batubara, Sergai, Asahan, Padang Sidimpuan, Dairi, Labuhan Batu, Karo, Medan, Toba Samosir, Tarutung, Tanjung Balai, Langkat, Tebing Tinggi dan Pematang Siantar.
Mulai dari kerajinan tangan, maupun kreasi lainnya menambah kemeriahan kegiatan yang dimulai pagi hari itu. Bahkan, satu peserta dari Kabupaten Deli Serdang menampilkan jenis rotan tersendiri yang diakui dibawa dari Jakarta pada kunjungan sebelumnya.

Tidak seperti rotan pada umumnya, jenis ini terbilang unik. Dikabarkan pula rotan tersebut akan coba dikembangkan untuk menambah keberagaman agrobisnis di daerah itu.

Peringatan Hari Pangan ke-30 se-Dunia juga dimeriahkan dengan pameran lingkup instansi se-Provinsi Sumatera Utara dan Perlombaan Pangan Beragam, Bergizi, Berimbang, dan Pengolahan Pangan Lokaln
Seperti yang disampaikan koordinator lomba dan pameran, Sempana Sitepu, untuk perlombaan ini ada beberapa kriteria penilaian.

“Ada beberapa kriteria yang kita jadikan acuan dalam penilaian, diantaranya komposisi menu, kandungan gizi, dan kebersihan pangan. Apakah semua sudah baik dan sesuai atau belum. Begitu juga untuk pameran kita nilai kelengkapan stan, penguasaan materi stan, dan dekorasi stan,” paparnya.

Untuk kegiatan tersebut, Kabupaten Deli Serdang tampil sebagai juara umum. Dengan demikian secara otomatis akan mewakili Sumut pada Peringatan Hari Pangan se-Dunia ke-30 tingkat Nasional yang akan dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat (NTB), 16 Oktober mendatang. Deli Serdang pun diharapkan dapat meraih perhatian nasional akan kondisi ketahanan pangan Provinsi Sumut yang baik.

Dalam kata sambutannya, Gubernur Sumatera Utara, H Syamsul Arifin SE mengingatkan indikator penting keberhasilan ketahanan pangan ditentukan oleh produksi pangan, stabilitas harga pangan pokok, konsumsi pangan dan gizi. Hal itu dapat diwujudkan dengan melaksanakan Peraturan Presiden (PP) Nomor 22 tahun 2009 yang bersasaran untuk menurunkan konsumsi beras 1,5 persen per tahun.

Program dalam peraturan presiden ini juga diharapkan untuk meningkatkan pola pangan harapan dari 84 pada tahun 2009 menjadi 94 pada tahun 2014. Khusus untuk PPH Sumatera Utara menargetkan skor 93 pada tahun 2013. Untuk itu pemerintahan desa harus lebih aktif dalam membangun dan meningkatkan fungsi dan peran badan permusyawaratan desa juga perangkat desa demi gerakan masyarakat mandiri pangan atau yang disebut dengan gema pangan.

“Siapa pun yang memiliki komitmen berjasa secara nyata dalam pembangunan ketahanan pangan layak diberikan penghargaan. Bukan karena masyarakatnya makan ubi, pemerintah nggak mampu menyediakan nasi. Justru mereka itu ikut membantu progam pemerintah yang sedang digalakkan,” kata Syamsul.

Kepala Badan Ketahanan Pangan Sumut, Ir Setyo Purwadi mengatakan bahwa mengurangi konsumsi beras bukan berarti mengurangi produksi beras. “Justru dengan program ini, kita akan menambah stok pangan. Justru bila penting harus bisa mengimpor beras,” kata Purwadi. Menurut Purwadi, saat ini ketahanan pangan di Sumatera Utara bisa bertahan tiga sampai empat bulan. Dengan penurunan konsumsi beras dan produksi tetap dan bahkan dinaikkan, maka ketahanan pangan tersebut akan lebih lama. Menciptakan produk yang bisa mengkonfersi beras, akan membantu perekonomian masyarakat. Diharapkan akan muncul industri-industri rumah tangga. Karena jika hal ini dapat diwujudkan maka perekonomian masyarakat akan jauh lebih maju dan bisa lebih swasembada pangan.
Saat ini pemerintah Sumatera Utara mencanangkan untuk menurunkan konsumsi beras dari 135 kg per kapita menjadi 100 kg per kapita. (*)


YM

 
PLN Bottom Bar